Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/panduan-memahami-makna-thaharah-ICx8S
Thaharah, yang mengacu pada kebersihan dan penyucian, penting karena beberapa alasan. Pertama, itu merupakan cerminan kesempurnaan iman. Dengan menjaga kebersihan dan kesucian, kita menunjukkan ketulusan iman dan pengabdian kita kepada Allah. Thaharah juga penting untuk validitas shalat kita dan tindakan ibadah lainnya.
(Bab Keutamaan Wudhu), disebutkan: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا حَبَّانُ بْنُ هِلاَلٍ، حَدَّثَنَا أَبَانٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، أَنَّ زَيْدًا حَدَّثَهُ؛ أَنَّ أَبَا سَلَّامٍ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الأَشْعَرِيِّ؛ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ﴿الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ تَمْلَأُ الْمِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ تَمْلَآنِ (أَوْ تَمْلَأُ) مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ. كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ، فَبَائِعٌ نَفْسَهُ. فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا﴾. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ).
Artinya: ”…Dari Abȗ Mâlik al-Asy’arî, ia berkata: ’Rasulullah saw bersabda: ’Bersuci itu bagian dari iman, ucapan Alhamdulillâh memperberat timbangan (kebaikan), ucapan Subhânallâh dan ucapan Alhamdulillâh memenuhi ruangan antara langit dan bumi, shalat adalah nur (cahaya), sedekah adalah burhan ”bukti nyata”, sabar adalah pelita dan Al-Qur’an adalah ”hujjah” argumen yang membela atau justeru yang menuntutmu. Semua orang berusaha. Ia pertaruhkan (menjual) dirinya. Apakah ia akan membebaskan dirinya ataupun justeru menghancurkannya’.” (HR Muslim, nomor 223).
Hadis yang Anda sebutkan dari Sahih Muslim menekankan pentingnya thaharah. Hadis tersebut menyatakan bahwa penyucian adalah bagian dari iman, memuji Allah memenuhi timbangan amal baik, memuliakan Allah dan memuji-Nya memenuhi ruang di antara langit dan bumi, shalat adalah sumber cahaya, sedekah merupakan bukti nyata iman seseorang, kesabaran adalah kebajikan yang menerangi, dan Al-Quran berfungsi sebagai argumentasi yang mendukung atau menentang seseorang.
Hadis ini memiliki arti penting dan dianggap sebagai salah satu prinsip dasar Islam. Ini menguraikan pedoman penting bagi umat Muslim dalam urusan duniawi maupun spiritual. Hadis ini menekankan pentingnya penyucian dan kebersihan dalam berbagai aspek kehidupan.
Makna thaharah berasal dari kata-kata “nadhafah” (kebersihan) dan “nazahah” (ketulusan, kesucian). Ia mencerminkan kebersihan fisik dan spiritual. Thaharah, ketika diucapkan dengan “dhamma” pada huruf “tha,” secara khusus mengacu pada wudhu. Namun, makna asli thaharah adalah kebersihan dan kesucian yang mencakup aspek fisik dan spiritual.
Al-Quran juga menekankan konsep thaharah. Sebagai contoh, dalam Surah An-Naml (27:56), disebutkan, “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menjaga diri mereka tetap suci (dari kejahatan).” Ayat ini menekankan pentingnya menyucikan diri dari kotoran, baik fisik maupun spiritual.
Para ulama telah memberikan penjelasan rinci tentang makna thaharah. Ia digambarkan sebagai nama untuk air yang digunakan untuk penyucian (wudhu) ketika diucapkan dengan “dhamma.” Ketika diucapkan dengan “kasra,” ia mengacu pada sesuatu yang ditambahkan ke air, seperti sidr (kurma berduri) atau zat serupa. Ketika diucapkan dengan “fatha,” ia mengindikasikan kebersihan dan kesucian, baik dalam arti fisik maupun spiritual.
Thaharah dapat merujuk pada penghilangan hambatan yang disebabkan oleh najis atau najasah. Ini juga dapat menyiratkan penentuan yang memastikan validitas shalat bagi orang yang melaksanakannya, atau untuk benda atau tempat yang digunakan dalam shalat.
Sebagai kesimpulan, thaharah memiliki arti penting dalam Islam. Ia mencakup kebersihan fisik dan spiritual. Ia adalah aspek fundamental iman dan diperlukan untuk validitas shalat dan tindakan ibadah lainnya.